Dari pelosok Desa Ombarade di Pulau Sumba, jahe merah berkualitas kini sukses menembus pasar nasional berkat pemasaran digital. Usaha kecil milik Soleman Mawo tak hanya mengangkat ekonomi keluarga, tapi juga memberdayakan petani lokal dan menciptakan lapangan kerja.
Jahe Merah, Andalan dari Pedalaman Sumba
Aroma khas jahe merah menguar saat diseduh, menghadirkan sensasi hangat yang menenangkan. Minuman ini kini bukan hanya populer karena rasanya, tapi juga karena manfaat kesehatannya. Di balik cita rasanya, terdapat kisah inspiratif dari sebuah desa kecil di Nusa Tenggara Timur: Desa Ombarade, Kecamatan Wewewa Tengah, Sumba Barat Daya.
Di desa ini, Soleman Mawo, pelaku UMKM lokal, mengolah jahe merah menjadi produk siap saji dalam bentuk bubuk. Usaha ini telah berjalan sejak 2017 dan terus berkembang pesat, menjangkau konsumen di berbagai kota besar seperti Bali, Surabaya, dan Jakarta.
Dari Ladang ke Cangkir: Proses Produksi Jahe Merah
Jahe yang diolah Soleman berasal dari hasil panen 20 petani lokal. Ia membeli jahe mentah dengan harga Rp 12.000 per kilogram, lebih tinggi dari harga pasar yang bisa turun hingga Rp 5.000 saat panen raya.
Petani di Ombarade membudidayakan jahe secara organik, tanpa pupuk kimia. Mereka memanfaatkan pupuk kandang dari limbah ternak—sumber daya yang melimpah di wilayah yang dikenal sebagai lumbung ternak ini. Soleman turut memantau proses mulai dari penyiapan lahan hingga pascapanen demi menjamin kualitas hasil panen.
Setelah dipanen, jahe diolah di rumah produksi milik Soleman. Proses pengolahan hanya memakan waktu sekitar 8 jam, kemudian dilanjutkan dengan pengemasan. Dalam satu bulan, lebih dari 1.000 bungkus jahe merah berhasil dipasarkan ke berbagai daerah.
UMKM Sumba Go Digital: Penjualan Lewat Platform Online
Soleman memasarkan produknya secara digital, memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan toko daring seperti Shopee. Melalui strategi penjualan online ini, produk yang semula hanya dikonsumsi lokal kini dikenal luas dan diburu konsumen luar daerah.
Pemasaran daring bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah tingginya biaya pengiriman. Untuk tujuan Jakarta, ongkos kirim bisa mencapai Rp 75.000 per kilogram—bahkan lebih mahal dari harga satu bungkus produk itu sendiri. Meski demikian, permintaan tetap tinggi karena kualitas produk yang terjaga dan manfaat kesehatannya yang dicari banyak orang.
Produk Unggulan Desa dan Efek Domino Ekonomi
Usaha pengolahan jahe merah ini tidak hanya memberikan penghasilan bagi Soleman. Ia juga membuka lapangan kerja bagi 20 tenaga lepas dari desa sekitar. Dalam proses produksinya, seluruh rantai pasok melibatkan warga lokal: dari petani, pengolah, hingga pengemas.
Kisah sukses ini mendorong warga desa lainnya untuk turut mengembangkan produk lokal, seperti kopi, kelor, hingga air mineral. Menurut Elisabeth Malo (70), pelaku UMKM kopi di desa tersebut, keberhasilan Soleman menjadi inspirasi bagi banyak warga.
Dukung Pemerintah: Satu Desa Satu Produk Unggulan
Pemerintah Provinsi NTT melalui Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena terus mendorong program penguatan UMKM. Strategi yang diterapkan antara lain berupa fasilitasi permodalan lewat Bank NTT serta dukungan akses pasar melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Melkiades menargetkan agar setiap desa di NTT memiliki satu produk unggulan berbasis potensi lokal. Dengan lebih dari 3.400 desa dan kelurahan, potensi pengembangan produk non-tambang sangat besar, terutama di sektor pertanian dan perikanan.
Hilirisasi produk seperti jahe merah ini terbukti memberikan nilai tambah secara ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi angka kemiskinan di pedesaan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski sudah berhasil menembus pasar nasional, tantangan masih banyak. Selain ongkos logistik yang tinggi, pelaku UMKM juga harus terus menjaga standar kualitas dan kepercayaan konsumen.
Tuti Lawalu, pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, mengingatkan bahwa penjualan melalui platform digital menuntut transparansi produk. Konsumen sering kecewa jika deskripsi atau tampilan foto tidak sesuai dengan barang yang diterima.
Ia juga menegaskan pentingnya dukungan dari sisi pembiayaan dan pelatihan manajemen usaha bagi pelaku UMKM. “Jika itu diperkuat, UMKM bisa menjadi penggerak utama ekonomi lokal,” katanya.
Manfaat Jahe Merah: Alasan di Balik Popularitasnya
Salah satu kunci keberhasilan produk Soleman adalah tingginya permintaan akan produk kesehatan alami. Jahe merah dikenal memiliki berbagai manfaat, antara lain:
-
Meningkatkan daya tahan tubuh
-
Menghangatkan badan
-
Melancarkan peredaran darah
-
Meredakan masuk angin dan batuk
Popularitas minuman herbal ini semakin meningkat sejak pandemi, seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gaya hidup sehat dan konsumsi produk alami.
Kisah jahe merah dari Sumba membuktikan bahwa dengan kreativitas, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi digital, produk lokal dari daerah terpencil pun bisa bersaing di pasar nasional. Usaha Soleman Mawo menjadi contoh nyata bahwa UMKM bisa menjadi pilar utama ekonomi desa, sekaligus penggerak pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Jika kamu mencari produk jahe merah berkualitas dengan cita rasa asli Nusantara, mungkin saatnya mencoba yang satu ini—langsung dari hati Pulau Sumba.
Sumber: kompas.id
0 Komentar