gpansorbanserkroya@gmail.com

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

Komentar

0

Discussion – 

0

Dirjen PHU Kunjungi PBNU, Jelaskan Skema Baru Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Jakarta (Kemenag) – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, melakukan kunjungan penting ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta pada Kamis (23/5/2024). Dalam kunjungan ini, Hilman membahas skema baru penyelenggaraan ibadah haji 2024 dengan jajaran pengurus PBNU.

Pertemuan dengan Jajaran PBNU

Kedatangan Hilman Latief diterima oleh Katib Syuriyah PBNU KH Nurul Yaqin Ishaq, KH Faiz Syukron Makmun, dan KH Sarmidi Husna. Hadir pula Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz dan Hasanuddin Ali. Dari pihak Kementerian Agama, Hilman didampingi oleh Direktur Bina Haji Arsad Hidayat. Pertemuan ini membahas isu-isu aktual terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445H/2024M di Arab Saudi.

Penjelasan Skema Baru Ibadah Haji

Dirjen PHU Hilman Latief menjelaskan, rencana penerapan skema baru dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini perlu mendapatkan masukan dan saran dari para tokoh dan ulama Islam. Sebelumnya, Hilman juga telah bertemu dengan jajaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk membahas hal serupa.

“Konteks dari kunjungan kami ke kantor PBNU adalah untuk menjelaskan tentang adanya skema baru dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini,” ujar Hilman.

Skema Murur dan Tanazul

Hilman menjelaskan bahwa pemerintah perlu memberikan penjelasan kepada organisasi NU terkait skema murur (mabit di bus) saat di Muzdalifah dan tanazul (kembali ke hotel) ketika di Mina. Kedua skema ini akan diberlakukan untuk sebagian jemaah haji Indonesia tahun ini.

Penambahan kuota haji sebesar 20.000, dari kuota awal 221.000 menjadi 241.000 jemaah, memerlukan skema khusus. Hal ini dikarenakan tidak adanya penambahan lahan di area Muzdalifah dan Mina. Skema murur diambil untuk menghindari penumpukan jemaah haji di Muzdalifah akibat berkurangnya area mabit dampak pembangunan toilet dalam jumlah banyak. Sebagai solusi, 27.000 jemaah haji dari Mina Jadid akan dipindahkan ke area Muzdalifah.

“Kita mengambil skema murur sebagai antisipasi kepadatan lokasi di Muzdalifah, di mana jemaah bergerak dari Arafah menuju Muzdalifah tanpa turun dari bus, langsung menuju Mina,” tandas Hilman.

Dukungan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi

Seminggu yang lalu, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengadakan pertemuan dengan seluruh stakeholder layanan di Armuzna. Salah satu rekomendasinya adalah mendukung ide dan gagasan murur jemaah Indonesia saat mabit di Muzdalifah.

Implementasi Skema Tanazul di Mina

Ketika berada di Mina, jemaah akan diskemakan tanazul (kembali) ke hotelnya di Makkah, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah Raudlah dan Syissah. Skema ini bertujuan untuk menghindari kepadatan di tenda Mina serta keterbatasan sarana toilet yang tersedia.

“Untuk menghindari kepadatan serta memberikan kemudahan bagi jemaah haji, khususnya lansia, saat berada di tenda Mina, sebagian jemaah haji akan ditanazulkan ke hotelnya di Makkah,” jelas Hilman.

Respons PBNU

Katib Syuriyah PBNU, KH Faiz Syukron Makmun, menyatakan bahwa PBNU akan segera menyampaikan beberapa skema baru penyelenggaraan ibadah haji ini kepada Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, untuk dibicarakan bersama terkait solusi hukumnya di internal tokoh dan ulama NU.

Sumber: Kemenag.go.id

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Artikel Lainnya