Kroya, 5 Mei 2025 – Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kroya kembali menggelar Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, sebuah forum rutin yang menjadi wadah pembinaan spiritual dan ideologis kader. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Al Barokah, Pucung Kidul, 4 Mei 2025 dari pukul 19.45 hingga 22.30 WIB, dan dihadiri oleh kader-kader Ansor dari berbagai ranting di Kecamatan Kroya.
Menghidupkan Tradisi Ulama Nusantara
Acara dibuka dengan pembacaan Kitab Al-Barzanji oleh Pimpinan Ranting GP Ansor Pucung Kidul, sebuah tradisi yang mencerminkan kecintaan terhadap Rasulullah ﷺ. Setelah itu, para hadirin bersama-sama bertawasul, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Ansor sebagai bentuk semangat nasionalisme dan loyalitas organisasi.
Sambutan Penuh Makna
Ketua PAC GP Ansor Kroya, Ahmad Maftuh, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga identitas keislaman ala Ahlus Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA) di tengah tantangan zaman. Hal ini diperkuat oleh sambutan dari Ketua Takmir Masjid Al Barokah, Achmad Fauzi, yang menyambut baik kegiatan Rijalul Ansor sebagai upaya mencetak generasi muda yang religius dan moderat.
Ngaji Kitab Fawaidul Muhimmah: Bab 5 Tentang ASWAJA
Puncak acara diisi dengan kajian kitab Fawaidul Muhimmah yang dipimpin oleh Kyai Sokhibun, Wakil Ketua PAC GP Ansor Kroya Bidang Rijalul Ansor. Pada kesempatan kali ini, dibahas Bab 5 yang secara khusus menjelaskan tentang Aqidah ahlus Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA).
Dalam pemaparannya, Kyai Sokhibun menegaskan bahwa ASWAJA adalah Aqidah yang berpijak pada Al-Qur’an, Sunnah, ijma’ sahabat, dan salafus shalih. Ia juga menjelaskan bahwa dalam beraga islam menurut ASWAJA, harus berprinsip / berdasar pada 3 ilmu ;
- Ilmu syariat, ialah ilmu yang mengatur tentang tata cara beribadah sehari hari (ilmu fiqih)
- Ilmu tauhid, yaitu ilmu yang menerangkan tentang keTuhanan / keyakinan pada Alloh dengan segala sifat sifatNya
- Ilmu Tasawuf, adalah ilmu yang menerangkan tentang etika beribadah kepada Alloh dan etika terhadap sesama mahluqNya
Waspada terhadap Firqah Sesat
Disampaikan pula peringatan dari Rasulullah ﷺ bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, dan hanya satu yang selamat: mereka yang berpegang teguh pada Ajaran2 Beliau dan para sahabat. Kelompok-kelompok seperti mu’tazilah, Khawarij, syi’ah, jabbariyah, Murji’ah disebut sebagai firqah dhalalah (golongan sesat) karena menyimpang dari pemahaman yang diajarkan oleh Nabi SAW, para sahabat dan ulama salaf.
Menjaga Kemurnian Tradisi ASWAJA
Majelis ini juga menegaskan bahwa golongan yang selamat, yakni Al-Firqah An-Nājiyah, adalah mereka yang benar-benar mengikuti jalur Aqidah ASWAJA dalam ilmu fiqih, tauhid dan tasawuf. Dalam hal ini, kaum muda Ansor diajak untuk menjunjung tinggi:
- Madzhab Syafi’i salah satu dari empat madzhab dalam fiqih yang dijadikan sebagai imam / panutan dalam hal ibadah keseharian oleh jam’iyah Nahdhotul ulama.
- Dalam hal keTauhidan mengikuti Imam Abu Hasan al-Asy’ari atau Imam Abu Manshur al-Maturidi.
- Dalam hal Tasawuf mengikuti Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali.
Kyai Sokhibun juga menekankan pentingnya sanad keilmuan, yakni mengambil ilmu dari ulama terpercaya dan tidak sembarangan mengambil rujukan dari kelompok pembaru yang memutus hubungan dengan warisan ulama terdahulu.
Peneguhan Ideologis dan Spiritualitas Kader
Melalui kegiatan seperti ini, PAC GP Ansor Kroya berkomitmen membina kader Rijalul Ansor agar tetap teguh dalam Aqidah ASWAJA, memiliki pemahaman keagamaan yang benar, serta mampu menangkal paham ekstrem dan radikal yang kian marak di era digital.
Kegiatan Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor ini tidak hanya menjadi wadah pembinaan spiritual, tetapi juga strategi kultural untuk memperkuat identitas keislaman Nahdliyyin di tengah tantangan ideologi transnasional. Dengan memperdalam pemahaman terhadap kitab kuning dan nilai-nilai ASWAJA, generasi muda Ansor diharapkan dapat menjadi benteng umat yang cerdas, santun, dan berdaya.
0 Komentar