gpansorbanserkroya@gmail.com

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

Komentar

0

Discussion – 

0

Tren Hidup Sehat: Jahe Merah Semakin Populer, Produksi Nasional Belum Mencukupi

Gaya hidup kembali ke alam semakin diminati masyarakat Indonesia. Salah satu tren yang berkembang pesat adalah penggunaan obat herbal, termasuk jahe merah, yang dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan dengan efek samping lebih ringan dibandingkan obat kimia. Namun, tingginya permintaan jahe merah masih belum sejalan dengan produksi nasional, sehingga Indonesia harus mengimpor jahe dari luar negeri.

Permintaan Jahe Merah Terus Meningkat

Sebagai salah satu tanaman herbal unggulan, jahe merah memiliki kandungan bioaktif tertinggi dibandingkan varietas jahe lainnya, seperti jahe gajah dan jahe emprit. Tanaman ini dikenal memiliki sifat antibakteri, antioksidan, antifungi, antihipertensi, antidiabetes, hingga antiinflamasi. Masyarakat semakin percaya bahwa konsumsi jahe merah dapat membantu menjaga daya tahan tubuh, meredakan gejala flu, serta menstabilkan kadar gula darah dan kolesterol.

Produksi Jahe Nasional Masih Belum Memenuhi Kebutuhan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jahe nasional mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, produksi jahe hanya mencapai 174 ribu ton, turun dari 207 ribu ton pada tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi di tahun 2021 saat pandemi COVID-19, dengan produksi mencapai 307 ribu ton. Namun, tahun 2022 kembali mengalami penurunan menjadi 247 ribu ton.

Tiga provinsi penyumbang jahe terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat (54 ribu ton), Jawa Tengah (45 ribu ton), dan Jawa Timur (31 ribu ton). Sementara itu, Kepulauan Bangka Belitung hanya menyumbang 650 ton, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 721 ton.

Strategi Peningkatan Produksi Jahe Merah

Untuk memenuhi tingginya permintaan, diperlukan upaya peningkatan produksi jahe melalui teknik budidaya yang lebih efektif. Jahe merah dapat tumbuh optimal di tanah subur dengan suhu 19-30°C serta irigasi yang cukup. Pemupukan rutin dan penyemprotan pestisida nabati juga diperlukan untuk mencegah serangan hama.

Menariknya, jahe juga bisa dibudidayakan di polybag, sehingga tidak memerlukan lahan luas. Dengan teknik ini, budi daya jahe bisa dilakukan mulai dari skala rumah tangga hingga pertanian besar. Jahe merah dapat dipanen dalam waktu 9-10 bulan setelah tanam, sementara untuk bibit jahe yang akan disemai membutuhkan usia tanam minimal 12 bulan.

Peluang Ekonomi dari Olahan Jahe Merah

Selain meningkatkan produksi, sektor ekonomi jahe merah juga bisa diperluas melalui produk olahan seperti sirop dan serbuk jahe. Produk olahan ini memiliki nilai ekonomi hingga lima kali lebih tinggi dibandingkan jahe mentah, memberikan peluang besar bagi petani dan UMKM untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Dengan manfaat kesehatan yang luar biasa dan peluang bisnis yang menjanjikan, jahe merah semakin menjadi primadona di tengah tren hidup sehat masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peningkatan produksi dan inovasi produk olahan menjadi langkah penting untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Sumber: bangka.tribunnews.com

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Artikel Lainnya