Bintuhan, 15 Januari 2025 — Harga jahe di Kabupaten Kaur, Bengkulu, masih berada di angka yang relatif tinggi meski pandemi COVID-19 telah berlalu. Hingga awal 2025, harga jahe merah tercatat sebesar Rp50.000 per kilogram, jauh lebih mahal dibandingkan harga sebelum pandemi yang hanya Rp20.000 per kilogram.
Lonjakan Harga Jahe Saat Pandemi COVID-19
Jahe merupakan salah satu rempah-rempah yang mengalami kenaikan harga signifikan selama pandemi COVID-19. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat jahe untuk meningkatkan imunitas tubuh membuat permintaan jahe melonjak tajam. Namun, pada saat yang sama, pasokan jahe terganggu akibat faktor cuaca dan prioritas ekspor, sehingga harga naik drastis.
Sitiatun, seorang pedagang di Pasar Inpres Bintuhan, mengungkapkan bahwa harga jahe merah mulai melonjak pada tahun 2020. “Pada 2018, harga jahe merah hanya Rp20.000 per kilogram. Namun, di tahun 2020, harganya naik menjadi Rp60.000, dan terus meningkat hingga mencapai Rp120.000 per kilogram pada puncaknya di tahun 2022,” jelas Sitiatun.
Perkembangan Harga Hingga 2025
Seiring berakhirnya pandemi dan stabilnya pasokan, harga jahe mulai turun secara bertahap. Pada 2023, harga jahe merah berada di kisaran Rp60.000 per kilogram dan terus menurun hingga Rp50.000 per kilogram pada 2025. Meski demikian, harga ini masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.
Pedagang eceran di Pasar Inpres Bintuhan menjual jahe dalam kemasan kecil dengan harga Rp5.000 untuk 100 gram. “Meskipun harga sudah turun, tetap terasa mahal bagi sebagian pembeli,” ujar Sitiatun.
Faktor Penyebab Harga Masih Tinggi
Beberapa faktor utama yang membuat harga jahe tetap tinggi meliputi:
- Kenaikan Permintaan: Masyarakat masih mengonsumsi jahe untuk menjaga kesehatan.
- Biaya Produksi dan Distribusi: Kenaikan biaya transportasi dan input pertanian turut memengaruhi harga.
- Cuaca: Kondisi cuaca yang tidak menentu memengaruhi hasil panen petani di Kabupaten Kaur.
Jahe: Rempah Serbaguna
Jahe tidak hanya digunakan sebagai bahan masakan, tetapi juga sebagai minuman herbal yang dipercaya memiliki berbagai khasiat. Minuman berbahan dasar jahe, seperti wedang jahe, tetap populer di masyarakat, terutama saat musim hujan.
Harga jahe di Kabupaten Kaur masih tinggi pada awal 2025, meskipun telah mengalami penurunan dari masa puncak pandemi. Stabilitas harga jahe ke depan bergantung pada berbagai faktor, termasuk pasokan lokal, kondisi cuaca, dan permintaan pasar. Masyarakat diharapkan terus mendukung produk lokal untuk menjaga keseimbangan ekonomi di sektor pertanian.
Sumber: rri.co.id
0 Komentar