Sriwijaya FC, klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, kini mendapat suntikan semangat baru dari salah satu organisasi kepemudaan terbesar di provinsi ini: Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumsel. Tidak hanya memberi dukungan moral, GP Ansor bahkan mengerahkan personel Banser untuk meramaikan tribun Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dalam laga-laga kandang. Ini menjadi bukti bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, tetapi juga menjadi ruang solidaritas dan kebangkitan daerah.
Dukungan Penuh dari GP Ansor Sumsel
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Sumatera Selatan, H Muhammad Erwinsyah, S.Pd, menyampaikan komitmen kuat organisasinya untuk mendukung perjuangan Sriwijaya FC di Liga 2 musim 2025. Menurut Erwinsyah, GP Ansor tidak hanya hadir sebagai penonton, melainkan bagian dari semangat kolektif untuk membawa Elang Andalas kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Selain bentuk dari dukungan kami, ini juga merupakan perpanjangan dari Ketum kami, Gus Addin, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama Sriwijaya FC,” ujarnya dalam wawancara di Palembang, Selasa (1/7/2025).
Tak tanggung-tanggung, Erwinsyah menyebut dukungan GP Ansor kepada Sriwijaya FC mencapai “seribu persen”. Ini bukan sekadar jargon, karena pengawalan yang dilakukan meliputi banyak aspek, mulai dari tiketing, promosi pertandingan, hingga penguatan basis suporter di lapangan.
Banser Hadir di Tribun: Antusiasme yang Tak Tergoyahkan
Salah satu bentuk nyata dukungan itu adalah kehadiran langsung personel Banser (Barisan Ansor Serbaguna) dalam laga kandang Sriwijaya FC. Melalui unit “Banser Pencinta Sriwijaya FC”, GP Ansor bertekad membakar semangat di tribun dan menciptakan atmosfer stadion yang lebih meriah dan membangun semangat juang para pemain.
“Pada prinsipnya GP Ansor berkomitmen mendukung SFC untuk lebih baik lagi ke depan,” tegas Erwinsyah.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sekitar 70–80 persen anggota GP Ansor di Sumatera Selatan merupakan penggemar Sriwijaya FC sejak masa kecil. Ini artinya, dukungan yang diberikan bukan atas dasar formalitas organisasi semata, melainkan tumbuh dari rasa cinta dan loyalitas yang mendarah daging.
Respon Terhadap Tantangan Sponsor: Optimisme dari Dalam Organisasi
Menanggapi isu minimnya sponsor lokal yang mendukung Sriwijaya FC, Erwinsyah mengajak seluruh pihak untuk tetap percaya diri. Ia mengapresiasi langkah-langkah manajemen klub yang terus menjalin komunikasi aktif, termasuk upaya dari Gus Addin selaku Wakomut SFC.
“Kalau soal sponsor yang dipersulit, menurut saya tak perlu berkecil hati. Ketum Gus Addin sudah berusaha keras tetap support. Kemungkinan besar kita bisa mendapatkan sponsor dari luar Sumsel,” ujarnya optimistis.
Pernyataan ini memberikan sinyal bahwa jaringan dan relasi organisasi seperti GP Ansor bisa menjadi solusi jangka panjang dalam memperkuat sektor pendanaan klub, terutama ketika terjadi stagnasi dukungan dari sektor lokal.
Sriwijaya FC sebagai Identitas Kultural Sumatera Selatan
GP Ansor memahami bahwa Sriwijaya FC lebih dari sekadar tim sepak bola. Ia adalah simbol kebanggaan, harga diri, dan identitas kultural masyarakat Sumsel. Oleh karena itu, keterlibatan organisasi pemuda seperti GP Ansor dalam mendukung klub ini menjadi bagian dari penguatan kohesi sosial di tengah tantangan zaman.
Komitmen lintas elemen masyarakat ini menunjukkan bahwa kebangkitan Sriwijaya FC adalah misi kolektif. Tak hanya menjadi impian para fans di tribun, tetapi juga menjadi tujuan organisasi yang peduli pada masa depan daerah.
Penutup: Sepak Bola dan Kebangkitan Daerah
Kehadiran GP Ansor Sumsel dan Banser di tribun Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring menandai babak baru dalam perjalanan Sriwijaya FC. Sinergi antara suporter, organisasi masyarakat, dan manajemen klub diharapkan menjadi fondasi kokoh untuk mengangkat kembali nama besar Elang Andalas.
Dengan semangat kebersamaan dan loyalitas yang tak tergoyahkan, publik Sumatera Selatan boleh berharap bahwa kebangkitan Sriwijaya FC bukan sekadar wacana, melainkan nyata dan sedang berjalan.
0 Komentar