gpansorbanserkroya@gmail.com

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

Komentar

0

Discussion – 

0

74 Nasabah Program Jahe Merah di Bank Sumsel Babel Koba Bebas dari Catatan Hitam BI Checking

Program Jahe Merah di Bangka Tengah sempat menjadi polemik karena banyaknya warga yang masuk dalam catatan hitam BI Checking akibat gagal panen dan ketidakberhasilan program. Namun, kini ada kabar baik bagi 74 nasabah Bank Sumsel Babel Cabang Koba yang telah dinyatakan bersih dan kembali bisa mengakses pinjaman bank setelah dilakukan pelunasan utang oleh PT Berkah Rempah Makmur (BRM). Artikel ini akan mengulas perkembangan terbaru program ini serta faktor-faktor yang menyebabkan kegagalannya.


1. 74 Nasabah Bebas dari Catatan Hitam BI Checking Sebanyak 74 nasabah yang sebelumnya tercatat memiliki utang dalam program ini kini telah mendapatkan Surat Keterangan Lunas (SKL) dari Bank Sumsel Babel. Kepala Cabang Bank Sumsel Babel Koba, Hendro Cahyono Yogie, menyatakan bahwa mekanisme pengembalian uang kepada bank dan asuransi telah diselesaikan melalui Jamkrida. Dengan ini, para nasabah tidak lagi masuk dalam daftar BI Checking dan bisa mengajukan pinjaman baru.

2. Proses Pelunasan oleh PT Berkah Rempah Makmur (BRM) PT BRM mulai melakukan pelunasan sejak 1 Juli 2024, termasuk untuk nasabah di cabang Pangkalpinang. Bank Sumsel Babel telah membagikan SKL secara langsung di dua desa, yakni Desa Terentang dan Desa Sungkap, sebagai bukti lunasnya pinjaman para nasabah.

3. Penyebab Gagalnya Program Jahe Merah Program Jahe Merah yang digagas pada Maret 2021 oleh Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengalami kegagalan akibat berbagai faktor. Menurut Sapiat, pendamping masyarakat dalam program ini, terdapat tiga penyebab utama:

  • Cuaca Ekstrem: Hujan deras menyebabkan media tanam dalam polibag penuh dengan air, sehingga tanaman tidak tumbuh optimal.
  • Serangan Hama dan Penyakit: Tanaman terserang bercak daun yang melanda secara nasional serta Fusarium yang mengakibatkan tanaman mati sebelum panen.
  • Kurangnya Kajian Sebelum Program Dimulai: Program ini lebih didasarkan pada pengalaman komunitas tanpa kajian ilmiah mendalam, sehingga gagal saat diterapkan secara massal.

4. Permintaan Maaf dari PT BRM Perwakilan PT BRM, Siska, telah menyampaikan permohonan maaf atas dampak negatif yang ditimbulkan oleh program ini. Mereka berkomitmen untuk bertanggung jawab dan tetap berupaya menyelesaikan kewajiban mereka kepada masyarakat yang terdampak.

 Meskipun Program Jahe Merah mengalami berbagai kendala, penyelesaian utang 74 nasabah di Bank Sumsel Babel Koba menjadi angin segar bagi masyarakat yang terkena dampaknya. Ke depan, diharapkan ada perencanaan lebih matang dalam program pertanian serupa agar kegagalan tidak terulang.

Sumber: bangka.tribunnews.com

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Artikel Lainnya